Dibalik Misteri Fur Elise, karya fenomenal sang Musisi Ternama, Beethoven
Tidak begitu banyak musik-musik klasik yang mampu membuat para pendengarnya terlena akan kesyahduan lagu tersebut. Seiring semakin berkembangnya industri musik , mungkin musik klasik lebih kalah populer jika dibandingkan dengan musik pop,rock,jazz dll. Namun di antara yang sedikit itu, saya sangat meyakini Fur Elise adalah salah satu lagu yang masih sangat banyak dicintai oleh sejumlah kalangan karena keindahan nada-nada lagunya. Komposisi lagu ini begitu terkenal berkat nada awalnya yang begitu melegenda yang ditulis oleh seorang komponis besar Ludwig van Beethoven yang tuna rungu, Fur Elise adalah komposisi musik yang luar biasa, baik bagi para penikmat maupun pemain.
Dibalik kepopuleran lagu tersebut banyak kisah yang tersimpan di dalamnya. Muncul
banyak pertanyaan akan siapa sebenarnya sosok Elise yg dijadikan judul
utama oleh Beethoven ini,apakah dia seseorang yang begitu spesial
sehingga membuat Beethoven mengabadikan namanya ke dalam sebuah alunan
nada yg begitu indah.
Ludwig van Beethoven (dibaptis 17 Desember 1770 di Bonn,
wafat 26 Maret 1827 di Wina) adalah seorang komponis musik klasik dari
Jerman. Karyanya yang terkenal adalah simfoni kelima dan kesembilan, dan
juga lagu piano Fur Elise. Ia dipandang sebagai salah satu komponis
yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara
Zaman Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia adalah pianis yang
berbakat, populer di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempatnya tinggal. Namun, pada tahun 1801, ia mulai menjadi tuli.
Ketuliannya
semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak
lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa
ini mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa
hidupnya di Wina dan tak pernah menikah.
Keluarga
Kakek Beethoven, Ludwig Louis van Beethoven (1712-1773) bertugas sebagai penyanyi di kapel istana Bonn. Ayahnya, Johann van Beethoven (1740-1792) bekerja sebagai penyanyi tenor untuk pangeran Bonn
(dari tahun 1752). Ibunya bernama Maria Magdalena Keverich (1767-1787).
Johann van Beethoven memaksa anaknya latihan piano berjam-jam karena
menginginkan anaknya menjadi 'anak ajaib' seperti Mozart. Beethoven
mengadakan konser pertamanya pada tanggal 26 Maret 1778 tapi
kepandaiannya tak setara dengan Mozart pada usia yang sama.
Masa Muda
Guru
komposisi pertama Beethoven adalah Christian Gottlob Neefe (1748-1798).
Neefe yang melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan
komposisi-komposisi milik Bach dan cara berimprovisasi, dia juga
membantu Beethoven menerbitkan karya pertamanya (1783). Dalam sebuah
majalah musik, Neefe menulis bahwa Beethoven bisa menjadi ‘Mozart’ yang
kedua seandainya ia meneruskan kariernya.
Pangeran
Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe dalam
bermain organ dan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan tiga
sonata yang didekasikan kepada Pangeran Franz, tapi karena ia belum
mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi
wakil Neefe secara resmi. Permohonan ini dikabulkan pada tahun 1784.
Pada 1785, Beethoven menggubah tiga trio piano untuk pangeran namun
karya ini tak diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang
sama, Beethoven belajar musik pada Franz Ries.
Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana
ia bertemu dengan Mozart dan memainkan piano di depannya. Mozart sangat
kagum dengan Beethoven dan dia mengatakan bahwa Beethoven bisa menjadi
musikus besar pada masa depan nanti. Kunjungan Beethoven hanya sementara
karena uangnya habis, dia juga dipanggil pulang ke Bonn
karena ibunya sakit parah akibat TBC, yang kemudian merenggut nyawanya
pada 17 Juli 1787. Beethoven terbeban mengurusi kedua adiknya yang masih
kecil. Karena ayahnya pemabuk dan menghambur-hamburkan uang untuk
alkohol, Beethoven meminta agar gaji ayahnya diberikan kepadanya.
Beethoven mendapat penghasilan tetap dengan memberi les piano kepada
keluarga bangsawan.
Berguru pada Haydn
Berguru pada Haydn
Pada 1792, Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam perjalanannya menuju London.
Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat Beethoven berhasil membujuk
Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan Beethoven menuju Wina untuk
belajar komposisi pada Haydn.
Pelajaran
komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik. Haydn memang
guru yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak perhatian dan
tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai Beethoven
walau dia kurang mengerti ide-ide musiknya. Beethoven tanpa
sepengetahuan Haydn belajar komposisi di bawah bimbingan Johann Schenk.
Pangeran Franz memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven memilih untuk tinggal di Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke London
pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi pada Johann Georg
Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai kariernya di Wina
sebagai pianis. Pada Maret 1795, Beethoven membawakan Piano Concerto in Bb Major, Op. 19, dia juga mengadakan kunjungan ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.
Detail
Seperti komposer lain, Ludwig van Beethoven jarang memberi nama hasil komposisinya dengan menggunakan nama sendiri. Kebanyakan komposer klasik punya nama sendiri untuk hasil karyanya, penamaan karya para komposer terinsipirasi dari musik yang dimainkan dan nada kunci di mana karya mereka dimainkant. Nama lain dari lagu Für Elise adalah 'Klavierstücke' (Woo 59) yang secara harfiah diterjemahkan menjadi 'piano piece' dari Jerman.
Jika anda pernah melihat partitur aslinya, pada partitur itu tertulis Fur Elise, Bagatelle in A minor, WoO 59. Bagatelle, maksudnya pendek dan berprogresi secara tidak terduga. Fur Elise dimulai dengan nada-nada yang lembut, mengalun, melenakan di bagian pertama kemudian terpecah menjadi progresi yang mengejutkan dan tak terduga di bagian kedua dan ketiga.
Bentuk komposisi seperti ini dinamakan rondo. Dalam rondo, tema pertama dimainkan, kemudian tema kedua diperkenalkan dan dikembangkan. Sebelum tema ketiga masuk, komposisi kembali lagi ke tema pertama dan akhirnya diakhiri kembali di tema pertama setelah melalui tema ketiga yang tak terduga.
A minor tentu saja adalah kunci dasar yang dimainkan. Dalam musik modern, tanda kunci (key signature) A minor tidak terlalu dikenal karena nada dasar ini sama saja dengan nada dasar C yang terkenal. A minor adalah bentuk sedih dari tangga nada C mayor.
WoO 59, ini seperti tanda air yang saya tulis dalam setiap karya seorang fotografer. O adalah opus (bahasa Latin) yang kira-kira berarti karya. Masalahnya, Beethoven hanya menomori karyanya hanya untuk karya-karya besar dan penting saja seperti misalnya grand symphonies atau piano sonata. Karya yang lebih kecil seperti Fur Elise ini tidak memiliki nomor opus/karya, sehingga orang memberikan tanda untuk Fur Elise sebagai WoO: tanpa nomor karya.
Misteri yang tersimpan
Pertanyaan yang sangat menarik tentu saja untuk mengetahui siapa Elise dalam komposisi ini. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa Elise adalah kekeliruan — seharusnya adalah Fur Therese – karena buruknya tulisan tangan Beethoven. Para peneliti Beethoven tidak tahu siapa sebenarnya Elise yang dimaksud. Teori yang terkenal mengatakan bahwa pada mulanya karya tersebut berjudul “Für Therese”. Therese yang dimaksud adalah Therese Malfatti von Rohrenbach zu Dezza (1792-1851), wanita yang ingin dinikahi Beethoven tahun 1810. Sayangnya, ia menikahi pria lain sebelum Beethoven menyatakan perasaan cinta kepadanya. Ia adalah puteri dari saudagar dari Wina, Jacob Malfatti von Rohrenbach (1769-1829). Sampai masa meninggalnya, Beethoven tidak pernah menikah dengan wanita lain. Ketika karya tersebut dipublikasikan tahun 1865, penemunya, Ludwig Nohl, salah menyalin judulnya sehingga menjadi “Für Elise”. Autographnya hilang.
Detail
Seperti komposer lain, Ludwig van Beethoven jarang memberi nama hasil komposisinya dengan menggunakan nama sendiri. Kebanyakan komposer klasik punya nama sendiri untuk hasil karyanya, penamaan karya para komposer terinsipirasi dari musik yang dimainkan dan nada kunci di mana karya mereka dimainkant. Nama lain dari lagu Für Elise adalah 'Klavierstücke' (Woo 59) yang secara harfiah diterjemahkan menjadi 'piano piece' dari Jerman.
Jika anda pernah melihat partitur aslinya, pada partitur itu tertulis Fur Elise, Bagatelle in A minor, WoO 59. Bagatelle, maksudnya pendek dan berprogresi secara tidak terduga. Fur Elise dimulai dengan nada-nada yang lembut, mengalun, melenakan di bagian pertama kemudian terpecah menjadi progresi yang mengejutkan dan tak terduga di bagian kedua dan ketiga.
Bentuk komposisi seperti ini dinamakan rondo. Dalam rondo, tema pertama dimainkan, kemudian tema kedua diperkenalkan dan dikembangkan. Sebelum tema ketiga masuk, komposisi kembali lagi ke tema pertama dan akhirnya diakhiri kembali di tema pertama setelah melalui tema ketiga yang tak terduga.
A minor tentu saja adalah kunci dasar yang dimainkan. Dalam musik modern, tanda kunci (key signature) A minor tidak terlalu dikenal karena nada dasar ini sama saja dengan nada dasar C yang terkenal. A minor adalah bentuk sedih dari tangga nada C mayor.
WoO 59, ini seperti tanda air yang saya tulis dalam setiap karya seorang fotografer. O adalah opus (bahasa Latin) yang kira-kira berarti karya. Masalahnya, Beethoven hanya menomori karyanya hanya untuk karya-karya besar dan penting saja seperti misalnya grand symphonies atau piano sonata. Karya yang lebih kecil seperti Fur Elise ini tidak memiliki nomor opus/karya, sehingga orang memberikan tanda untuk Fur Elise sebagai WoO: tanpa nomor karya.
Misteri yang tersimpan
Pertanyaan yang sangat menarik tentu saja untuk mengetahui siapa Elise dalam komposisi ini. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa Elise adalah kekeliruan — seharusnya adalah Fur Therese – karena buruknya tulisan tangan Beethoven. Para peneliti Beethoven tidak tahu siapa sebenarnya Elise yang dimaksud. Teori yang terkenal mengatakan bahwa pada mulanya karya tersebut berjudul “Für Therese”. Therese yang dimaksud adalah Therese Malfatti von Rohrenbach zu Dezza (1792-1851), wanita yang ingin dinikahi Beethoven tahun 1810. Sayangnya, ia menikahi pria lain sebelum Beethoven menyatakan perasaan cinta kepadanya. Ia adalah puteri dari saudagar dari Wina, Jacob Malfatti von Rohrenbach (1769-1829). Sampai masa meninggalnya, Beethoven tidak pernah menikah dengan wanita lain. Ketika karya tersebut dipublikasikan tahun 1865, penemunya, Ludwig Nohl, salah menyalin judulnya sehingga menjadi “Für Elise”. Autographnya hilang.
Melodi
pembuka Fur Elise yang terkenal menjadi petunjuk inisial wanita yang
dicintai Beethoven. Melodinya dimulai dengan nada E - D# - E, atau
enharmoninya E - E♭ - E, dibaca E - Es - E, huruf yang menjadi nada lagu dari nama ThErESE atau bahkan EliSE.
Pada tahun 2009 seorang peneliti Beethoven bernama Klaus Martin Kopitz membuat klaim bahwa "Elise" mungkin adalah julukan bagi penyanyi opera yang bernama Elisabeth Röckel seorang komposer yang bertemu dengan Beethoven beberapa tahun sebelum komposisi ini diciptakan. Dikisahkan bahwa Rockel sangat menikmati persahabatannya dengan Beethoven namun kemudian dia menikah dengan teman sekaligus saingan Beethoven yakni Johann Hummel Nepomuk. Ia menemukan sejumlah catatan di St Stephen's Cathedral di Vienna, menyatakan bahwa Röckel memang mungkin telah dikenal sebagai "Elise" setidaknya di kalangan masyarakat Wina. Menurut Kopitz, catatan yang tertera di gereja pada saat pembaptisan anak pertama Röckel pada tahun 1814 sang anak diberi nama Maria Eva Elise.
Dalam teori lain dijelaskan bahwa nama Elise sendiri digunakan sebagai sebuah istilah umum untuk pengganti kata "Sayang", jadi bisa disebutkan bahwa nama Elise digunakan sebagai panggilan sayang oleh sebagian orang termasuk digunakan pula oleh Beethoven. Namun ternyata hal ini tidak di dukung klaim yang membebenarkan teori ini, sejarah dedikasi seorang Beethoven dikatakan tidak membuktikan bahwa dia seorang yang romantis yang menggunakan istilah-istilah seperti ini. Apakah Elise adalah sebuah kesalahan atau tidak belum diketahui sampai saat ini, atau ia dikenal sebagai seorang wanita yang membuat Beethoven terinspirasi untuk membuat karya fenomenal ini.
Andai tulisan itu memang benar Elise, bukan Therese, atau ternyata Elise itu benar seorang Therese, atau bahkan toeri baru mengenai siapa Elise itu adalah sebuah kebenaran yang sesungguhnya, Elise akan selalu menjadi misteri yang akan menghidupkan imajinasi para penikmat musik klasik.
Bahkan saat lagu itu didengarkan dan memainkan bagian pertama Fur Elise, saya bisa membayangkan seorang wanita cantik bernama Elisa yang begitu mempesona laki-laki. Ketika bagian akhir dimainkan, terbayang sebuah kesedihan dari sebuah kisah cinta yang tak terbalas, sebuah kesedihan yang memadamkan sebuah harapan akan cinta yang bersambut, dan cinta itu berakhir dalam sebuah kesedihan.
Itulah Fur Elise di dalam imajinasi dunia saya.
Sebagai penutup saya sisipkan sebuah hoax , yakni kisah yang saya anggap sebagai bumbu pemanis untuk memberi kesan bahwa karya Beethoven ini memang sangatlah misterius.
Pada tahun 2009 seorang peneliti Beethoven bernama Klaus Martin Kopitz membuat klaim bahwa "Elise" mungkin adalah julukan bagi penyanyi opera yang bernama Elisabeth Röckel seorang komposer yang bertemu dengan Beethoven beberapa tahun sebelum komposisi ini diciptakan. Dikisahkan bahwa Rockel sangat menikmati persahabatannya dengan Beethoven namun kemudian dia menikah dengan teman sekaligus saingan Beethoven yakni Johann Hummel Nepomuk. Ia menemukan sejumlah catatan di St Stephen's Cathedral di Vienna, menyatakan bahwa Röckel memang mungkin telah dikenal sebagai "Elise" setidaknya di kalangan masyarakat Wina. Menurut Kopitz, catatan yang tertera di gereja pada saat pembaptisan anak pertama Röckel pada tahun 1814 sang anak diberi nama Maria Eva Elise.
Dalam teori lain dijelaskan bahwa nama Elise sendiri digunakan sebagai sebuah istilah umum untuk pengganti kata "Sayang", jadi bisa disebutkan bahwa nama Elise digunakan sebagai panggilan sayang oleh sebagian orang termasuk digunakan pula oleh Beethoven. Namun ternyata hal ini tidak di dukung klaim yang membebenarkan teori ini, sejarah dedikasi seorang Beethoven dikatakan tidak membuktikan bahwa dia seorang yang romantis yang menggunakan istilah-istilah seperti ini. Apakah Elise adalah sebuah kesalahan atau tidak belum diketahui sampai saat ini, atau ia dikenal sebagai seorang wanita yang membuat Beethoven terinspirasi untuk membuat karya fenomenal ini.
Andai tulisan itu memang benar Elise, bukan Therese, atau ternyata Elise itu benar seorang Therese, atau bahkan toeri baru mengenai siapa Elise itu adalah sebuah kebenaran yang sesungguhnya, Elise akan selalu menjadi misteri yang akan menghidupkan imajinasi para penikmat musik klasik.
Bahkan saat lagu itu didengarkan dan memainkan bagian pertama Fur Elise, saya bisa membayangkan seorang wanita cantik bernama Elisa yang begitu mempesona laki-laki. Ketika bagian akhir dimainkan, terbayang sebuah kesedihan dari sebuah kisah cinta yang tak terbalas, sebuah kesedihan yang memadamkan sebuah harapan akan cinta yang bersambut, dan cinta itu berakhir dalam sebuah kesedihan.
Itulah Fur Elise di dalam imajinasi dunia saya.
Sebagai penutup saya sisipkan sebuah hoax , yakni kisah yang saya anggap sebagai bumbu pemanis untuk memberi kesan bahwa karya Beethoven ini memang sangatlah misterius.
Umurku baru 13 tahun,,
Aku cintaaaa banget sama piano,,
Aku tinggal di London,,
Selain piano, aku gak bisa melepaskan boneka teddy bear hadiah dari
kakak kelasku james.
James adalah seorang murid SMA,,
dia pacar kakakku Elena.
Aku menderita penyakit kelainan jantung,,,
tapi gak ada yang tahu soal ini selain keluargaku,, ,
aku sebetulnya mencintai orang yang sama dengan kakakku,,
yaitu James,,,
Tapi ga ada satupuuuuun yang tahu selain pianoku, tempat curahan
hatiku.
Aku sadar,,
umurku ga lama lagi,,
umurku udah gak panjang,,
apalagi ga ada yang ngerawat aku di rumah,,
aku hanya tinggal dengan kakakku yang cuek,,,
aku memang orang kaya,,,
tinggal di rumah yang seperti kastil mewah,,,
tapi itu ga bisa mnghadirkan kebahagiaan, ,,
rumah yang kotor,,
pembantu tidak ada yang tahan satupun,,
entah mengapa,,
mereka bilang ada hal aneh dan ada perempuan misterius yang selalu
menghantui mereka,,
yang selalu mengikuti aku kemana aku pergi,,
terkecuali saat malam,,
jka semua tertidur lelap,,
ia pergi dari belakangku dan menghantui seisi rumahku,,,
hingga suatu saat,,,
entah mengapa aku bermimpi, jemariku menari sendiri di atas piano,
memainkan lagu fur elise dengan lancar dan tanpa salah sedikitpun,
padahal aku tdak bisa memainkannya,
aku bangun dari tidurku,
jam berdentang 12 kali menandakan pukul 12 malam.
Kakakku masuk ke kamarku,,
ia mencurigai boneka teddy bear kesayanganku, ,
ia merusaknya dan akupun menangis,,
aku tak bisa menahannya,,
sehingga,,,,
aku dibawa ke pianoku,,
aku disuruh duduk dan memainkan fur elise,,
hal yang sama terjadi,,
jemariku bergerak dan menari sendiri di atas pianoku,,,
lantas aku kaget,,
tiba" kakakku memegang pisau,,,
ia ingin memotong jemariku karena kecemburuannya dan sangking
curiganya terhadap aku,,
dia bilang aku pembawa sial dan susah,,
kupejamkan mataku dengan jemari yang masih saja menari,,,
tapi entah mengapa tiba tiba kakakku terkapar jatuh di lantai dan
MENINGGAL,,,
kini aku melihat sosok perempuan pengganggu itu,,
tak dapat kupercaya ia adalah arwah perempuan yang tinggal dalam
pianoku,,
jemariku berhenti,,
perempuan itu membawakan teddy bearku yg sudah rusak,,
ia bilang itu adalah teddy bear kematian,,
selama teddy itu ada di rumah seseorang,,
perempuan setan itu juga ada di rumah pemilik teddy bear itu,,,
itulah sebabnya James memberikannya padaku,,,
Kebetulan juga ia adalah arwah pianis,,
jadi setelah ia melihat pianoku,,
ia tinggal didalam pianoku untuk menggerakan jemari setiap orang,,
ia dendam kepada setiap orang yang tidak bisa memainkan fur elise,,,
Dalam sekejap hilanglah nyawa Elisa,,
dan kini rumah berpenghuni arwah pianis misterius itu,,
tidak pernah ada yg masuk setlah kematian Elisa,,,
Kini Elisa juga menjadi arwah penasaran yang tinggal di dalam piano
menggantikan arwah pianis yang telah pergi ke piano piano lainnya,,
mencari orang yang tidak bisa memainkan fur elise,,,
here. For other uses, see Beethoven (disambiguation).
Ludwig van Beethoven | |
---|---|
Portrait by Joseph Karl Stieler, 1820
|
|
Born | Bonn, Electorate of Cologne |
Baptised | 17 December 1770 |
Died | 26 March 1827 (aged 56) Vienna, Austrian Empire |
Occupation | Composer and pianist |
Signature | |
Born in Bonn, then the capital of the Electorate of Cologne and part of the Holy Roman Empire, Beethoven displayed his musical talents at an early age and was taught by his father Johann van Beethoven and by Christian Gottlob Neefe. During his first 22 years in Bonn, Beethoven intended to study with Wolfgang Amadeus Mozart and befriended Joseph Haydn. Beethoven moved to Vienna in 1792 and began studying with Haydn, quickly gaining a reputation as a virtuoso pianist. He lived in Vienna until his death. In about 1800, his hearing began to deteriorate, and by the last decade of his life, he was almost totally deaf. He gave up conducting and performing in public but continued to compose; many of his most admired works come from this peri
Kisah Hidup Beethoven
Beethoven belajar banyak dari musisi terkenal seperti Mozart. Pertemuannya dengan Mozart terjadi saat Beethoven memasuki usia remaja. Namun itu pun hanya berlangsung singkat.
Tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina dan sempat merasakan belajar musik dengan Haydn yang kala itu pencipta musik Wina kesohor.
Beethoven memutuskan untuk menetap di Wina. Saat itu Wina memang dikenal sebagai kota yang sering menghasilkan musisi handal.
Rasa musik Beethoven yang tinggi sebagai pemain piano sangat mengesankan orang yang mendengar. Dia berhasil baik selaku pemain maupun guru. Kemampuan dalam bermusik terus mendorongnya untuk menciptakan musik.
Tidak berhenti sampai di sana, memasuki umur pertengahan dua puluhan ke atas, dia sudah mampu menerbitkan dan menjual buku ciptaan musiknya tanpa kesulitan apa pun.
Ketika Beethoven berumur di ujung dua puluhan, tanda-tanda ia bermasalah dengan pendengaran mulai tampak. Tentu saja gejala ini sangat merisaukan si komponis muda. Tuli bagi seorang pencipta musik betul-betul suatu malapetaka. Sampai suatu ketika Beethoven ingin bunuh diri. Untungnya, peristiwa itu tidak terjadi.
Kepercayaan diri Beethoven mulai menurun. Ia takut bertemu dengan orang dan benar-benar menjadi seorang yang tuna rungu. Tidak pernah lagi bergaul dengan masyarakat.
Walaupun begitu, Beethoven tetap berusaha menciptakan karya-karya yang hebat.
Karya musik Beethoven terus berkembang. Waktu terus berjalan namun perhatian yang diterimanya makin lama makin berkurang. Seharusnya, ia menjadi komponis yang pupuler. Namun yang dikenal hanya karyanya yang terus menuju kesuksesan.
Di usia empat puluhan Beethoven, pendengaran Beethoven sama sekali tidak berfungsi. Akibatnya, dia tak pernah lagi tampil di muka umum dan semakin menjauhi masyarakat. Hasil karyanya semakin sedikit dan semakin sulit dipahami.
Sejak itu dia menciptakan musik tapi hanya untuk dirinya sendiri dan beberapa pendengar yang punya ideal masa depan. Dia pernah mengatakan kepada seorang kritikus musik, “Ciptaanku ini bukanlah untukmu tetapi untuk masa sesudahmu.”
Beethoven dianggap menghasilkan ciptaan yang tidak sekedar sama dengan apa yang dihasilkan sebelumnya, melainkan hasil karya terbesarnya. Di tahun 1827, dia meninggal dunia di Wina pada usia lima puluh tujuh tahun. Di sinilah kisah hidup Beethoven berakhir. Namun karya-karyanya tetap terkenal di seluruh dunia.
Semasa hidupnya Beethoven telah menghasilkan 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi. Tetapi, yang lebih penting dari jumlah ciptaannya adalah segi kualitasnya.
Karyanya merupakan kombinasi luar biasa dari perasaan yang mendalam. Beethoven memperagakan bahwa musik instrumental tak bisa lagi dianggap hanya memiliki nilai seni nomor dua. Ini dibuktikan dari komposisi yang disusunnya yang telah mengangkat musik instrumental itu ke tingkat nilai seni yang amat tinggi.
Misteri Lagu Fur Elise
Salah satu mahakarya Beethoven yang terkenal berjudul Fur Elise. Judul ini merupakan bahasa Jerman yang artinya “Untuk Elise”. Sebenarnya, lagu ini adalah nama yang populer untuk “Bagatelle in A minor”, sebuah musik piano solo karya Ludwig van Beethoven yang ditulis sekitar tahun 1810.
Therese yang dimaksud adalah Therese Malfatti von Rohrenbach zu Dezza (1792-1851), wanita yang ingin dinikahi Beethoven tahun 1810. Sayangnya, ia menikahi pria lain sebelum Beethoven menyatakan perasaan cinta kepadanya.
Therese adalah puteri dari saudagar dari Wina, Jacob Malfatti von Rohrenbach (1769-1829). Ketika karya tersebut dipublikasikan tahun 1865, penemunya, Ludwig Nohl, salah menyalin judulnya sehingga menjadi “Für Elise” dan autographnya pun hilang.
Melodi Für Elise yang terkenal menjadi petunjuk inisial wanita yang dicintai Beethoven. Melodinya dimulai dengan nada E – D# – E, atau enharmoninya E – E? – E. Nah, melodi itu dalam bahasa Jerman sama dengan E – Es – E, huruf yang menjadi nada lagu dari nama ThErESE atau bahkan EliSE.
Nah, bagaimana Sahabat Nesi? Apakah kalian terinspirasi dari kisah hidup Beethoven untuk membuat karya?
_____________
_________________
Jika
tilik kembali kehidupan Beethoven, ia lahir dari keluarga musician,
namun berbeda dengan Mozart yang lahir dengan kemampuan prodigy dan
berusia muda sudah mampu menjadi musician kerajaan dan bermain
harpsichord dengan mata tertutup dihadapan raja. Tekanan lingkunganpun
memaksanya untuk mencintai musik. Sang ayah, yang jg seorang peminum
berat, tidak pernah berhenti memaksanya untuk selalu belajar dan belajar
bermusik, bahkan sampai memukulnya berulang kali ( ini jg kemungkinan
menjadi sebab Ketulian yang dialami Beethoven di usia dewasa )
masa
kecilnya pun habis dengan paksaan dan tekanan dari ayah, dan
meninggalnya sang ibu. namun, kerja keras terlihat dengan talenta yang
luar biasa. Dia disebut "piano virtuoso" ( pianist yang hebat ) dan
terkenal sebagai komposer.
kembali
lagi ke movement pertama dari "moonlight sonata" yang terdengar begitu
Sentimental. kemungkinan besar, Beethoven mencoba menggambarkan segala
tekanan dan kesusahan yang ia hadapi dalam masa mudanya, juga dalam
kerapuhan dan kesedihannya karena tidak mampu mendapati Giulietta, terlebih lagi karena tuli yang mulai menggrogoti dirinya.
2. Allegreto
Movement kedua ini memberikan nuansa yang berbeda. Franz Liszt menggambarkannya sebagai "a flower between two chasms" ( bunga diantara dua jurang ). dengan Accents dengan sforzandos yang significant membuat melody dari movement kedua ini terkesan ceria.
Mungkin sang komposer mencoba menggambarkan keindahan rasa cinta yang dia alami selama menjadi guru dari Giuletta.
3. Presto Agitato
ini
adalah "Stormy Final" yang menjadi klimaks dari komposisi ini. Komposer
menuliskan banyak Arpeggios yang harus dimainkan dengan cepat dan
accent yang kuat, sehingga diperlukan permainan yang skillful dan
ekspresi yang matang.
Style inipun yang menginspirasikan Frédéric Chopin dalam karyanya Fantaisie-Impromptu. Charles Rosen menuliskan
"it is the most unbridled in its representation of emotion. Even today,
two hundred years later, its ferocity is astonishing." ( ini benar
benar merupakan emosi yang tidak terkendali. Sekarang, 200 tahun
kemudian, ini adalah keganasan yang menakjubkan)
Disinilah
Beethoven menampilkan dirinya yang sebenarnya. Kerasnya personality
yang ia miliki, emosi, amarah, ketidakadilan yang ia rasakan tertuang
dalam movement ketiga ini. mungkin ia benar-benar merasakan bahwa hidup yang dijalaninya tidaklah adil. Mungkin benar ia mampu menjadi terkenal, dan semua karyanya dipuja-puja,
namun tidak dengan kepuasan batin. Tekanan orang tua, ia pun harus
menghidupi adik adiknya ketika orang tuanya meninggal, kegagalan
cintanya, Cacat tuli yang ia rasakan menekan kehidupannya. Bahkan ketika
mendekati akhir hidupnya,ia memiliki hubungan yang tidak baik dengan
saudaranya juga orang-orang
disekelilingnya. Beethoven yang emosional, pemarah, sensitif, kritis
dan keras menjadi karakteristik yang sama dengan karya nya. Sering
kali Beethoven memberhentikan konser yang sedang ia conduct hanya
karena ia mendengar para tamu berbicara satu sama lain, lalu ia marah
dan meninggalkan panggung. emosi yang menggebu gebu dan tidak terkontrol
ini jg yang pada akhirnya menjadikan orang orang disekitarnya
menganggapnya memiliki sakit jiwa.
Beethoven tidak menikah. Ia hidup tua dengan keponakannya yang ia paksa juga untuk menjadi musician. Dan pada akhir hidupnya, Beethoven meninggal dengan banyaknya penyakit dalam dirinya. bukan hanya tuli, tapi juga gangguan hati dikarenakan banyaknya mengkonsumsi minum minuman keras. Bahkan tertulis juga bahwa penyebab kematian Beethoven adalah alcoholic cirrhosis, syphilis, infectious hepatitis, lead poisoning, sarcoidosis dan Whipple's disease .
Betapa malangnya kehidupannya.
Beethoven Dibalik "Moonlight Sonata" yang rapuh.
palo ehh
ReplyDelete